Asuransi Mobil Otomate

Paket asuransi Mobil terlengkap dari ACA asuransi yang menyediakan mobil pengganti.

Asuransi Pengangkutan (Marine Cargo)

Asuransi pengangkutan ACA menawarkan proteksi lengkap terhadap risiko-risiko yang mengancam barang Anda yang diangkut baik melalui darat, laut, maupun udara..

Selasa, 31 Oktober 2017

Penjualan alat berat United Tractors terangkat 64%


Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) mendaki. Pada bulan September 2017, UNTR sudah menjual 333 unit alat berat. Angka ini naik 64% dibandingkan penjualan di bulan yang sama tahun lalu.

Hingga kuartal III-2017, total penjualan alat berat UNTR sudah mencapai 2.744 unit, melejit 73% dibanding kuartal III-2016 sebanyak 1.588 unit.

Penjualan untuk sektor pertambangan masih menjadi kontributor utama dengan porsi 50%. Lalu, penjualan ke sektor konstruksi berkontribusi 22%, sektor perkebunan sebesar 16%. Lalu sisanya, merupakan penjualan ke sektor kehutanan.

Tapi, jika dilihat secara bulanan, penjualan UNTR turun tipis 5% dibandingkan penjualan bulan Agustus 2017 sebanyak 350 unit. Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan, penurunan penjualan ini hanya disebabkan perbedaan kesiapan unit pengiriman. "Jadi, penjualan masih aman, masih sesuai target," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu (27/10). Saat ini, UNTR masih menguasai pangsa pasar alat berat sebesar 36%.

Seperti diketahui, UNTR menargetkan bisa menjual 3.200 unit alat berat hingga akhir tahun ini. Artinya, UNTR sudah mencapai 85,75% dari target penjualan itu.

Sementara itu, produksi batubara UNTR mencapai 585 juta ton, meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 523,9 juta ton.

Kenaikan produksi itu sejalan dengan kenaikan overburden removal sebesar 5% menjadi 82,4 juta bank cubic meter (bcm) dari sebelumnya 78,6 juta bcm.

sumber: kontan

Minggu, 29 Oktober 2017

Mengenal BULKER, Kapal Pengangkut Kargo Curah Kering


Secara umum, kargo yang diangkut melalui kapal laut terbagi atas dua kelompok besar yaitu kargo kering (dry cargo) dan kargo basah (liquid cargo). Bisnis pengangkutan kedua jenis cargo ini sangat besar dan selama ini dilayani oleh beragam jenis dan ukuran kapal. Ada kapal yang didesain mengikuti standar tertentu sehingga mampu membawa berbagai jenis kargo kering. Sementara, ada juga kapal yang didesain lebih khusus untuk mampu membawa komoditas tertentu yang tidak dapat diangkut oleh kapal standar.

Pengangkutan kargo curah kering adalah segmen yang dilayani oleh paling banyak jenis kapal. Secara umum, Kapal pengangkut kargo kering terdiri atas limSa kategori utama, yaitu: General Cargo, Bulk Carrier, Short Sea (Coaster) Ship, Containerships, dan kapal khusus (Specialised vessels). Masing-masing kategori terdiri dari beberapa subkategori berdasarkan pada karakteristik teknis dan/atau ukurannya.

Tulisan ini membahas sekilas tentang General Cargo Ship dan Bulk Carrier. Kapal dalam kategori Short Sea (Coaster) Ship, Containerships, dan kapal khusus (Specialised vessels) akan dibahas pada tulisan terpisah.

General Cargo Ship
Kapal jenis ini pertama kali diproduksi secara massal selama Perang Dunia II. Saat inidunia pelayaran begitu familiar dengan “Liberty type” 10.000 ton (dwt). Kapal Liberty type dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengangkut berbagai jenis kargo, baik kargo dalam kantong/karung, kargo curah, dan kontainer. Kapal General Cargo umumnya berukuran sekitar 5.000 sampai 25.000 dwt.

Kapal general cargo yang lebih modern dibangun dengan dua deck, disebut “tweendeckers”, dengan berbagai keunggulannya dibanding tipe single deck. Ada juga kapal general cargo yang dilengkapi container fittings sehingga mampu memuat kontainer atau peti kemas. Untuk kebutuhan bongkar muat, general cargo ship dilengkapi crane (sekitar 30-40 ton SWL) sehingga mampu menangani bongkar muat kontainer dan jenis cargo lainnya.

Pada perkembanganya kapal general cargo sering disebut kapal “multi purpose”. Saat ini tercatat sebanyak 10.919 unit kapal General Cargo yang beroperasi di suluruh dunia.

Bulk Carrier

Bulk Carrier adalah jenis kapal yang paling besar populasinya. Tercatat 16.892 unit di seluruh dunia, Sesuai dengan namanya, kapal ini utamanya untuk membawa kargo curah (seperti batubara, bijih besi, biji-bijian, mineral, dan lain-lain). Berbeda dengan kapal general cargo yang dapat memuat beberapa jenis cargo berbeda, Bulk Carrier biasanya mengangkut satu jenis (homogen) kargo. Bulk Carrier termasuk tipe single decker dan tidak dapat mengangkut kontainer. Cargo hold (bagian untuk menempatkan kargo) dilengkapi Hatches (penutup) untuk melindungi kargo. Hatches didesain dengan bukaan yang luas agar tidak menghalangi perpindahan cargo. Cargo hold dirancang “self trimming” agar bongkar muat menjadi mudah dan cepat.

Bulk Carrier, sering disebut “Bulker”, dibedakan berdasarkan ukurannya. Tabel berikut memuat berbagai jenis bulker berdasarkan bobot mati, Draft, dimensi panjang dan lebar (LOA x Beam), keberadaan crane kapal, dan jumlah cargo hold.

Mini Bulker (sekitar 15.000 dwt) terutama digunakan dalam pelayaran jarak pendek. Namun, kebanyakan kapal dengan ukuran ini adalah jenis kapal general cargo atau kargo khusus.

Di atas Mini Bulker, ada Handysize bulker yang memiliki bobot mati sekitar 15.000 ton sampai 39.000 ton, dan memiliki 4 – 5 cargo hold. Handysize dengan konstruksi yang lebih berat dapat mengangkut kayu bulat, dikenal dengan sebutan “Loggers”. Ada jenis bulker dengan bobot 20.000 dan 30.000 ton, dikenal dengan “Lakers”, yang dirancang untuk pelayaran transhipment. Desain lakers adalah: LOA 70 meter, lebar sekitar 21,5 meter, draft 7,92 meter dan freeboard maksimal 35,6 meter.

Handymax bulker memiliki bobot mati sekitar 40.000 ton dan 50.000 ton, dan memiliki 5 cargo hold. Mungkin karena kurang ekonomis, sekarang hanya beberapa kapal yang dibangun dalam rentang bobot mati tersebut di atas. Supramax bulker dibangun menggantikan handymax, memiliki bobot mati sekitar 50.000 ton sampai 60.000 ton. Seperti handymax, supramax juga memiliki 5 cargo hold. Ultramax adalah desain yang terbilang baru dalam dunia dry bulk. Ultramax biasanya dilengkapi dengan “eco main engine”, memiliki bobot mati 62.000 – 65.000 ton. Karena juga memiliki 5 cargo hold, Ultramax sering dianggap sebagai upgrade dari Supramax.

Panamax Bulker memiliki bobot mati antara 70.000 – 80.000 ton, dengan 7 cargo hold. Panamax yang dibangun sebelum tahun 2000 umumnya berukuran 60.000 – 70.000 dwt. Nama dan dimensinya ditetapkan sesuai dengan dimensi maksimum yang diizinkan (panjang dan lebar) untuk berlayar melewati Terusan Panama. Saat Terusan Suez (Mesir) diperlebar, muncul desain kapal dengan dimensi menyesuaikan ukuran terusan tesebut. Jenis yang disebut Post Panamax ini ukurannya bervariasi dari sekitar 90.000 – 110.000 dwt.

Kamsarmax adalah bulker yang sedikit lebih besar dari Panamax. Memiliki bobot mati antara 80.000 – 85.000 ton (desain paling umum adalah sekitar 82.000 dwt) dan LOA 229 meter, sedikit lebih panjang dari Panamax yang memiliki LOA 224-225 meter. Panjang Kamsarmax merupakan panjang maksimum yang dijinkan bersandar di pelabuhan Kamsar (Kamsar Port) di Afrika Barat, salah satu pelabuhan bauksit terbesar di dunia.

Capesize memiliki bobot mati antara 160.000 ton sampai 210.000 ton. Sebelumnya, ada juga Capesizes yang lebih kecil (mini-capes atau babe-capes) yang berkisar antara 110.000 sampai 160.000 dwt. Capesizes biasanya memiliki 9 cargo holds. Capesizes dengan beam maksimum 47 meter disebut Newcastlemax dan merupakan kapal terbesar yang dijinkan memasuki pelabuhan Newcastle di Australia.

Ultra Large Ore Carrier. Ini bulker yang lebih besar dari Capesize dan terutama digunakan untuk mengangkut bijih besi. Kapal terbesar dalam kategori ini adalah Valemax (atau Chinamax) yang memiliki bobot mati hingga 400.000 ton.

Bulker dengan ukuran yang lebih kecil, dari mini bulker sampai ultramax, umumnya dilengkapi Crane (geared). Sementara bulker yang lebih besar (panamax hingga chinamax) hampir semuanya tanpa crane (gearless), alias mengandalkan Crane pelabuhan untuk bongkar muat.

Bulker yang lebih kecil dapat membawa berbagai jenis kargo curah dan kargo umum, serta digunakan untuk pelayaran jarak pendek. Panamax hingga Capesize digunakan untuk mengangkut biji-bijian, batubara, bijih besi dan jenis mineral lainnya. Ore Carriers dan Valemax digunakan untuk membawa bijih besi.

sumber: jurnalmaritim

Jumat, 27 Oktober 2017

Kemenhub Optimalkan Jembatan Timbang dan Kapal RoRo


Dalam rangka mendukung efisiensi di bidang logistik, Kementerian Perhubungan mengoptimalkan jembatan timbang dan kapal Ro-Ro. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam FGD bertema "Optimalisasi Jembatan Timbang Dan Peran Kapal Ro-Ro Sebagai Alternatif Angkutan Truk Untuk Mengurangi Kepadatan Jalur Pantura" di The Akmani Hotel, Jakarta pada Kamis (26/10).

Menurut Menhub dengan mengoptimalkan fungsi jembatan timbang, maka truk akan lebih tertib dan jalan akan terawat.

"Dengan berfungsinya jembatan timbang dengan baik, maka kita akan me-manage lalu lintas, akan merawat jalan, akan menertibkan angkutan truk yang muatannya berlebih," ujar Menhub.

Agar peran dari jembatan timbang ini dapat optimal, Menhub menjelaskan beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemerintah.

"Jembatan timbang tahun lalu sudah diserahkan pengelolaannya kepada kita (Pemerintah Pusat) dan tahun ini sudah kita lelang. Beberapa jembatan timbang juga harus kita perbaiki untuk meningkatkan pelayanannya. Nantinya, jembatan timbang ini akan dikelola secara profesional oleh swasta," jelas Menhub.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan isu yang terjadi di jalur darat.

"Sekarang ini isu yang terjadi adalah truk-truk yang melintas Jakarta-Surabaya sebanyak 12.000 truk, ini overloaded, terlalu berat. Kalau terlalu berat, maka akan menyebabkan kondisi jalan yang cepat rusak dan kemacetan," jelas Menhub.

"Katakan ada truk harusnya angkut 15 ton, tapi dia angkut 30 ton, dia minta bayaran relatif murah tapi nanti jalan jadi rusak," lanjut Menhub.

Menurut Menhub, apabila masyarakat tak kunjung merubah paradigma dari darat ke laut, bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk perbaikan jalan dan terkait logistik, bagaimana distribusi barang yang mengandung hajat hidup banyak orang. Untuk itu, Menhub menerangkan dengan penertiban berat truk maka kapal RoRo akan lebih kompetitif.

"Dengan kita menertibkan berat truk, maka kita harapkan umur daripada jalan kita makin baik dan pada saat itu (kapal) RoRo akan kompetitif," terang Menhub.

Menhub juga menjelaskan mekanisme truk yang melintas Jakarta-Surabaya diakomodir oleh kapal RoRo.

"Sekarang ini truk yang melintas dari Jakarta ke Surabaya ada 12.000 unit. 12.000 unit pasti tidak ke Surabaya semua. Ke surabaya itu kita ambil full katakanlah 6.000 unit. Target pertama kali kita ambil 30 persen ada 2.000 unit. 2.000 unit itu ada kebutuhan 10 kapal roro yang jalan," jelas Menhub.

Saat ini, kapal RoRo yang beroperasi sudah melayani 3 lintasan. Menhub berharap layanan kapal RoRo akan terus bertambah.

"Yang sudah jalan kapal RoRo itu ada Jakarta-Panjang, Surabaya-Lembar Lombok, juga Surabaya-Padang Bai. Jadi kalau ada logistik dari Surabaya tidak lewat Bali lagi, sudah berkuranglah dan itu lebih ekonomis. Ke depannya, saya harap layanan kapal RoRo terus bertambah," jelas Menhub.

Menhub Ingin Daya Saing Priok Meningkat

Kapal RoRo menjadi alternatif bagi konektivitas logistik antara Jakarta-Surabaya, sehingga biayanya menjadi lebih ekonomis. Menhub menilai hal ini dapat memberikan dukungan bagi Tanjung Priok untuk jadi hub pelabuhan lebih baik.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan dengan adanya kapal-kapal besar bersandar di Tanjung Priok, maka penilaian positif terhadap Tanjung Priok semakin baik.

"Sekarang sentimen positif terhadap Tanjung Priok makin baik. Dengan adanya kapal-kapal besar, seperti CMA-CGM. Kalau dulu  (CMA-CGM) hanya ke Amerika, 2 minggu lalu yang ke Eropa sudah mulai dilakukan," jelas Menhub.

Menhub optimis keikutsertaan International Shipping Line (ISL) dapat menarik fungsi dan kegiatan logistik lainnya.

"Saya menghargai itu karena dengan adanya kemauan International Shipping Line (ISL) untuk turut serta dalam kegiatan konektivitas logistik di Tanjung Priok pasti akan menarik fungsi-fungsi dan kegiatan logistik lainnya," ujar Menhub.

Upaya ini sesuai dengan Nawacita nomor 7, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Untuk itu, Menhub harap daya saing Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik.

"Kita ingin sekali daya saing Pelabuhan Tanjung Priok dan daya saing logistik Indonesia semakin baik," tutup Menhub.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Lalu Lintas Perhubungan Darat Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto, Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hedy Rahadian, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry Faik Fahmi, Wakil Ketua Umum DPP Aptrindo Kyatmaja Lookman, Ketua Umum INFA Mayjen TNI Marinir (Purn) Eddy Oetomo, Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo, Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno, dan Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio.

sumber: emaritim

Kamis, 26 Oktober 2017

Industri Galangan Kapal didorong Manfaatkan Tol Laut


Industri galangan kapal nasional didorong untuk memanfaatkan tol laut yang telah dibangun oleh pemerintah sebagai sebuah peluang potensial guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi, khususnya untuk pembangunan armada baru.

"Diharapkan dengan adanya proyek-proyek pembangunan kapal baru tersebut, dapat juga memacu penyerapan tenaga kerja serta yang lebih penting adalah kemampuan dalam meningkatkan penguasaan teknologi," kata Inspektur Jenderal Kementerian Perindustrian Soerjono lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.

Soerjono menyampaikan hal itu pada acara Peluncuran Kapal Perintis Tipe 1.200 GT "KM Sabuk Nusantara 93" yang dibangun oleh galangan kapal PT Steadfast Marine di Pontianak, Kalimantan Barat.

Kapal perintis yang dipesan Kementerian Perhubungan ini merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam membangun tol laut dan menempatkan sektor maritim sebagai program prioritas pembangunan nasional.

Hal ini pun sekaligus untuk memperkuat visi Indonesia menjadi poros maritim dunia.

"Kami sangat mengapresiasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang telah memberikan kepercayaan bagi industri perkapalan dalam negeri untuk melaksanakan pembangunan kapal tersebut. Ke depannya, kami berharap, kesempatan seperti itu dapat terus diberikan kepada industri perkapalan kita sehingga akan semakin berdaya saing," paparnya.

Adapun spesifikasi kapal ini, yaitu memiliki panjang seluruhnya 62,8 meter, tinggi 4 meter, dan lebar 12 meter dengan kemampuan daya mesin utama 2 x 1100 HP serta dapat menampung 36 awak kapal dan 404 orang penumpang.

Soerjono menyatakan, Kemenperin bertekad untuk terus mendorong pengembangan industri galangan kapal di dalam negeri karena berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Apalagi industri strategis ini memiliki karakteristik sebagai sektor padat karya, padat modal dan padat teknologi.

"Bagi Indonesia, sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi, tetapi lebih dari itu, sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara," tegas Soerjono.

Bahkan, sektor ini juga mempunyai peran vital untuk menyatukan seluruh wilayah yang tersebar di Indonesia.

Oleh sebab itu, lanjut Soerjono, industri galangan kapal sebagai manifestasi dari cita-cita tersebut mengemban tugas dan tanggung jawab yang sangat besar agar kepentingan negara dalam rangka mewujudkan konektivitas antar wilayah melalui penguatan sarana transportasi laut dapat terwujud.

Kemenperin mencatat, hingga saat ini, jumlah galangan kapal di Tanah Air sebanyak 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sebesar 1 juta DWT per tahun untuk membangun kapal baru dan mampu mencapai 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Komisaris Utama PT Steadfast Marine Eddy Kurniawan Logam menyampaikan, pihaknya dipercaya untuk mengerjakan proyek strategis nasional sebanyak 13 kapal negara milik Kementerian Perhubungan.

KM Sabuk Nusantara 93 merupakan kapal ketujuh yang telah diluncurkan, di mana sebelumnya enam unit kapal latih type 1200 GT telah berhasil diluncurkan dengan sukses pada September lalu.

Menurut Eddy, kapal-kapal produksi PT Steadfast Marine telah menggunakan komponen-komponen dalam negeri, antara lain plate, profile, cat, pompa, propeller dan shaft.

"Bahkan, kami mampu memproduksi sendiri komponen-komponen lainnya seperti MSB, Console Table, Deck Machinery, Pintu, Kemudi dan Anchor Winch dengan total Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) beberapanya mencapai 65 persen," ungkapnya.

Untuk menunjang produksi kapal, PT Steadfast Marine memiliki team engineering yang terampil dan ahli di bidangnya dengan jumlah mencapai 1000 tenaga kerja untuk mendukung proses pembangunan ke-13 kapal negara tersebut. Nilai kontrak ke-13 kapal negara itu sebesar Rp850 miliar.

Selama 12 tahun berdiri, PT Steadfast Marine telah membangun sebanyak 89 Kapal dengan berbagai jenis ukuran atau tipe baik yang berbahan aluminium maupun baja.

Salah satu kapal terbesar yang pernah dibangun di galangan PT Steadfast Marine adalah Kapal Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) yang merupakan kapal keruk pertama di Indonesia pada 2015.

Kapal ini merupakan hasil kerja sama antara PT Steadfast Marine dan Damen Shipyard Belanda.

sumber: antaranews

Selasa, 24 Oktober 2017

Ditjen Perhubungan Laut telah Bangun 100 Unit Kapal Perintis Tol Laut


Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Perhubungan Laut berkomitmen mempersatukan seluruh wilayah Indonesia, antara lain menyediakan sarana transportasi laut yang memadai. Sejak tahun 2015 hingga September 2017, sebanyak 96 trayek pendukung program Tol Laut telah direalisasikan dengan didukung oleh pembangunan 100 unit Kapal Perintis.
 
“Keberadaan kapal perintis sebagai pendukung program Tol Laut terkait upaya konektifitas efektif, membentuk jadwal pelayaran yang teratur dari Barat ke Timur. Pemerintah hadir di wilayah yang tidak disinggahi kapal komersil swasta, kami memakai istilah trade follow the ship,” jelas Plt Dirjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani saat peresmian Kapal Perintis 2000 GT di Galangan Mariana Bahagia, Sabtu (30/9).

Dari 100 Kapal Perintis Tol Laut Ditjen Perhubungan Laut yang memakai APBN-P adalah 15 kapal kontainer, 25 Kapal Perintis 2000 GT, 20 Kapal Perintis 1200 GT, 5 Kapal Perintis 750 DWT, dan 5 Kapal Ternak yang rencananya bakal beroperasi melayani kebutuhan masyarakat pulau terluar, khususnya diprioritaskan bagi perairan timur Indonesia.

Menurut Bay, transportasi laut merupakan transportasi publik yang dapat mengangkut barang, penumpang maupun kendaraan dalam jumlah yang lebih banyak jika dibandingkan moda transportasi lain. Keberadaan angkutan laut seperti Kapal Perintis Tol Laut menjadi sangat dibutuhkan dan berperan strategis sebagai sarana transportasi bagi masyarakat.

Untuk itu Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan berkomitmen terus membangun dan menyiapkan sarana dan prasarana di sektor transportasi laut, di antaranya dengan membangun kapal dan pelabuhan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian di suatu wilayah sehingga menjadi lebih berkembang dan mandiri.

Rabu, 11 Oktober 2017

MK Minta Ketentuan Pajak Alat Berat Diatur Ulang


Mahkamah Konstitusi (MK) meminta pembuat kebijakan, yakni DPR dan Pemerintah, mengatur ulang regulasi terkait ketentuan pajak alat- alat berat, seperti bulldozer, excavator, tractor, dump truck dan benda sejenisnya.

MK telah memutuskan pengecualian bagi alat-alat berat tersebut sebagai objek yang dikenakan pajak. Ketentuan pajak bagi alat berat itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU 28/2009).

"Menyatakan Pasal 1 angka 13 sepanjang frasa 'termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat secara permanen', Pasal 5 ayat (2) sepanjang frasa 'termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar', Pasal 6 ayat (4), dan Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat," kata Ketua MK Arief Hidayat dalam sidang putusan atas uji materi nomor 15/PUU-XV/2017 yang digelar di gedung MK, Jakarta, Selasa (10/10/2017).

Selain itu, MK juga memerintahkan perubahan terhadap UU 28/2009 dilakukan selambat-lambatnya tiga tahun ke depan.

Meskipun dalam pasal tersebut MK telah mengecualikan alat-alat berat sebagai objek kena pajak, namun bukan berarti alat-alat berat tidak bisa dikenakan pajak.

Hakim konstitusi I Dewa Gede Palguna menyampaikan bahwa pajak tetap dikenakan selama regulasi yang baru belum diterbitkan.

"Terhadap alat-alat berat berat tetap dikenakan pajak berdasarkan ketentuan undang-undang yang lama," kata Palguna.

Akan tetapi, lanjut dia, jika dalam kurun waktu tiga tahun pembuat undang-undang belum melakukan perubahan terhadap UU 28/2009, maka UU tersebut tidak bisa dijadikan acuan untuk menarik pajak terhadap alat-alat berat.

"Apabila tenggat waktu untuk melakukan perubahan UU tersebut telah terlampaui dan UU yang baru belum juga diundangkan maka terhadap alat berat tidak boleh lagi dikenakan pajak berdasarkan UU yang lama," kata Palguna.

Palguna menyampaikan, MK menilai pengaturan demikian tidak bertentangan prinsip-prinsip negara hukum sebab, tengganh waktu dimaksud memberikan kepastian, keadilan, dan kemanfaatan.

Dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Mahkamah Konstitusi pada hari ini, disebutkan bahwa uji materi diajukan oleh PT Tunas Jaya Pratama, PT Mappasindo, dan PT Gunungbayan Pratamacoal.

Dalam sidang pendahuluan yang digelar pada Selasa (2/5/2017) lalu, para permohonan uji materiil mewakili kuasa hukumnya, yakni Ali Nurdin, menyampaikan bahwa alat berat tidak termasuk moda transportasi. Hal ini sebagaimana Putusan MK Nomor 3/PUU-XIII/2015.

Dalam putusan itu, alat-alat berat tidak termasuk sebagai kendaraan bermotor sebagaimana disebutkan dalam UU LLAJ.

Menurut Para Pemohon, alat-alat berat yang disamakan dengan kendaran bermotor lainnya menyebabkan kerugian konstitusional. Sebab, dengan demikian alat berat juga dapat dikenakan denda, kurungan dan pidana, bahkan penagihan pajak dengan paksa pada pemilik alat berat sebagaimana pemilik kendaraan bermotor pada umumnya.

sumber: kompas


Membaca Polis Asuransi Jadi Kewajiban Konsumen


Masyarakat dihimbau untuk membaca polis asuransi secara seksama sebelum menyetujui pembelian produk dari perusahaan asuransi.

Frans Lamury, Ketua Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), menilai selama ini produk asuransi di Indonesia itu dijual, tidak dibeli. Artinya, jelas dia, masyarakat di Indonesia umumnya ditawari produk asuransi terlebih dahulu sebelum membeli asuransi.

Dengan begitu, nasabah asuransi kebanyakan hanya sadar untuk membayar premi, tanpa membaca polis atau surat perjanjian terkait produknya.

“Kadang kala orang bahkan dipaksa untuk membeli.  Ini persoalan, sebab nasabah hanya pikir kewajibannya membayar premi dan polis disimpan di laci, serta akhirnya kaget saat tidak bisa melakukan klaim,” ungkapnya di sela-sela diskusi, Sabtu (30/9/2017).

Kondisi itu, kata Frans, membuat nasabah berpikir bahwa kewajibannya hanya terkait pembayaran premi. Padahal, dia menegaskan bahwa pemahaman atas isi polis menjadi kewajiban utama konsumen asuransi.

Dengan membacanya, sambung dia, konsumen dapat meminta penjelasan asuransi di awal dan memutuskan untuk membeli atau membatalkan produk itu.

“Mohon para tertanggung menyiapkan waktu untuk membacanya,” ungkapnya.

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), juga menyatakan salah satu tanggung jawab atau kewajiban konsumen adalah membaca petunjuk pemakaian produk atau layanan jasa.

“Itu diwajibkan dalam UU Perlindungan konsumen,” ungkapnya.

Namun, Tulus menilai dalam konteks asuransi seringkali konsumen tetap tidak memahami isi polis kendati telah membacanya. Oleh karena itu, jelasnya, peran agen dalam hal ini sangat penting.

Jika belum puas dengan penjelasan agen, jelasnya, konsumen pun bisa mendatangi kantor perusahaan asuransi untuk mendapatkan penjelasan lanjutan.

sumber: bisnis

Selasa, 10 Oktober 2017

PT Dok Perkapalan Surabaya Ajak BUMN dan Swasta Bangun Galangan Kapal Baru

 
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) meresmikan pelabuhan berbasis digital di Provinsi Banten dan menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan sistem digitalilsasi dalam pelayanannya. Dengan nama Pelabuhan Banten atauPort of Banten, Pelindo II meyakini pelabuhan ini nantinya dapat berperan sebagai pusat logistik dalam jaringan rantai pasokan global.

General Manager Pelindo II Cabang Banten, Armen Amir mengatakan, Pelabuhan Banten ke depan harus mampu mempermudah semua urusan adminsitrasi yang diperlukan untuk urusan otoritas pelabuhan, bea cukai, syahbandar, keamanan laut, imigrasi, dan lain-lain.

“Pada masa sekarang, sebuah kapal harus difasilitasi untuk dapat mengurus dan mendapat pengesahan atas berbagai dokumen yang diperlukan secara online melalui website,” kata Armen Amir, saat acara peluncuran Pelabuhan Banten Menuju Digital Port Pertama di Indonesia, yang digelar di areal Pelabuhan Banten, Ciwandan, Kota Cilegon, Senin (9/10).

Armen menambahkan, digital port yang diproyeksikan akan diterapkan oleh PT Pelindo II ini merupakan otomatisasi dan digitalisasi layanan kepelabuhanan mulai dari tahap administrasi maupun tahap operasional dalam proses bongkar muat.

“Dengan kecanggihan teknologi, mulai dari pelayanan administrasi, truk pengangkut kontainer ke terminal tidak lagi menggunakan pengemudi karena sudah bersistem semi-robot. Begitu pula derek (crane) yang juga dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh,” jelasnya,s eperti dikutip Berita Satu.

Sementara itu, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengaku bangga dengan pembangunan digital port atau pelabuhan berbasis digital tersebut. Meski begitu, Andika mengimbau agar PT Pelindo II membarengi penerapan digitalisasi pelayanan kepelabuhanan tersebut dengan menyiapkan sumber daya manusianya.

“Jangan sampai justru digitalisasi ini malahan menjadi bumerang bagi kita semua dalam konteks ketenagakerjaan. Jadi saya tidak ingin mendengar ada pengurangan karyawan atau dibatasinya rekrutmen, terutama untuk tenaga kerja lokal, karena digitalisasi ini,” kata Andika dalam sambutannya.

Andika berharap sistem digital tidak menggantikan peran tenaga kerja manusia, sehingga hal ini menjadi tantangan PT Pelindo II selaku pengelola Pelabuhan Banten untuk melakukan pelatihan-pelatihan dan pendampingan dari tenaga ahli bidang teknologi informasi untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan tenaga kerjanya.

“Saya berharap dalam rekrutmen tenaga kerja baik sektor kepelabuhanan maupun sektor nonkepelabuhanan agar memprioritaskan masyarakat sekitar, sehingga dapat membantu mendukung program pemerintah daerah dalam upaya mengurangi tingkat pengganguran di Provinsi Banten,” ujarnya.

Andika mengungkapkan, pelabuhan merupakan salah satu mata rantai yang sangat penting dari seluruh proses perdagangan dalam negeri maupun luar negeri. Pelabuhan bukan sekadar tempat bongkar muat barang tetapi juga sebagai titik temu antarmoda angkutan dan pintu gerbang ekonomi bagi pengembangan daerah sekitarnya.

Untuk itu, lanjutnya, keberadaan pelabuhan sangat diperlukan sebagai salah satu infrastuktur pembangunan ekonomi. Pelabuhan memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian suatu kawasan.

“Pengembangan pelabuhan dapat memajukan ekonomi di suatu daerah, meningkatkan penerimaan negara dan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujarnya. 

Senin, 09 Oktober 2017

Volvo Group Panaskan Pertempuran Truk dan Alat Berat di 'Indonesia Mining Expo 2017'


Usai pertempuran sengit antar puluhan kendaraan penumpang dan kendaraan komersial terbaru di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 di BSD City, Tangerang, bulan Agustus lalu, ternyata ada medan pertempuran lain yang tak kalah sengitnya terjadi di Jakarta International Expo Kemayoran (JIExpo), Jakarta.
Puluhan merk kendaraan komersial jenis truk medium duty sampai heavy duty serta aneka ragam alat berat tampil saling bersaing di ajang Indonesia Mining Expo 2017.
Salah satu peserta yang tampil all out di perang terbuka antarmerk kendaraan komersial dan alat berat ini adalah Volvo Group.

Pabrikan otomotif asal Swedia ini tampil all out di area outdoor paling depan di sayap kiri arena JIExpo dengan memajang line up lengkap produk kendaraan komersial on road dan off road serta alat beratnya.
Di pameran ini Volvo Trucks dan Volvo Construction Equipment siap memperkuat posisinya sebagai juara solusi pertambangan dengan menghadirkan seri produk truk terbesarnya, Volvo VT, truk terkuat; teknologi I-shift dan alat berat excavator Volvo VCE dengan daya angkut terbesar.

Total ada 5 produk truk dan alat berat yang dipajang di booth Volvo Group seluas 600 m2 yang mencakup produk-produk Volvo Trucks dan Volvo CE dengan dukungan mitra dealer resmi Indotruck Utama, Ekadharma Jaya Sakti, dan Intraco Penta Prima Servis.
Diantaranya, EC950E yang merupakan excavator terbesar Volvo.
EC950E sangat kompetitif di kelasnya pada berat 90 ton dan dapat memobilisasi 35 persen lebih banyak material dibanding dengan model excavator Volvo lainna, EC750D yang sebelumnya merupakan tipe terbesar di jajaran produk excavator Volvo.

Tampil pula A60H, produk articulated hauler terbesar di dunia dari Volvo. A60H, didukung mesin Volvo berkapasitas 16 liter dan mampu menghasilkan tenaga maksimum 495 kW dan torsi maksimum 3,200 Nm, sekaligus efisiens bahan bakar.
Articulated hauler Volvo ini memberikan fleksibilitas total saat dioperasikan sehingga dapat mengakses area kerja secara keseluruhan, termasuk mendaki tanjakan-tanjakan terjal.

sumber: tribunnews

Senin, 02 Oktober 2017

Membaca Polis Asuransi Jadi Kewajiban Konsumen


Masyarakat dihimbau untuk membaca polis asuransi secara seksama sebelum menyetujui pembelian produk dari perusahaan asuransi.

Frans Lamury, Ketua Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI), menilai selama ini produk asuransi di Indonesia itu dijual, tidak dibeli. Artinya, jelas dia, masyarakat di Indonesia umumnya ditawari produk asuransi terlebih dahulu sebelum membeli asuransi.

Dengan begitu, nasabah asuransi kebanyakan hanya sadar untuk membayar premi, tanpa membaca polis atau surat perjanjian terkait produknya.

“Kadang kala orang bahkan dipaksa untuk membeli.  Ini persoalan, sebab nasabah hanya pikir kewajibannya membayar premi dan polis disimpan di laci, serta akhirnya kaget saat tidak bisa melakukan klaim,” ungkapnya di sela-sela diskusi, Sabtu (30/9/2017).

Kondisi itu, kata Frans, membuat nasabah berpikir bahwa kewajibannya hanya terkait pembayaran premi. Padahal, dia menegaskan bahwa pemahaman atas isi polis menjadi kewajiban utama konsumen asuransi.

Dengan membacanya, sambung dia, konsumen dapat meminta penjelasan asuransi di awal dan memutuskan untuk membeli atau membatalkan produk itu.

“Mohon para tertanggung menyiapkan waktu untuk membacanya,” ungkapnya.

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), juga menyatakan salah satu tanggung jawab atau kewajiban konsumen adalah membaca petunjuk pemakaian produk atau layanan jasa.

“Itu diwajibkan dalam UU Perlindungan konsumen,” ungkapnya.

Namun, Tulus menilai dalam konteks asuransi seringkali konsumen tetap tidak memahami isi polis kendati telah membacanya. Oleh karena itu, jelasnya, peran agen dalam hal ini sangat penting.

Jika belum puas dengan penjelasan agen, jelasnya, konsumen pun bisa mendatangi kantor perusahaan asuransi untuk mendapatkan penjelasan lanjutan.

sumber: bisnis